Hikmah di tempat magang

Hikmah di tempat magang

Assalamualaikum,
Apa kabar sahabat? Sudah membaca surah Al-Kahfi di jum'at berkah ini? Di hari libur ini saya ingin "coret-coret" lagi nih di blog ini.

Pada coretan kali ini saya ingin mengenang masa yang sebut "pangkal dari nasib saya saat ini". Tidak ada yang istimewa sebenarnya, namun enam bulan itu terasa penuh makna. Saat itu saya masih kelas 2 SMK semester genap dan sedang dalam masa Prakerin (Praktek Kerja Industri) atau disebut juga dengan istilah magang, sialnya saya mendapat tempat magang yang sangat tidak cocok dengan bidang saya. Hampir tidak ada yang bisa saya kerjakan di sana kecuali sesekali mengetik surat dan mengganti tinta printer. Hari demi hari di sana saya lalui dengan rasa frustasi, di saat teman-teman yang lain mendapat pengalaman luar biasa di tempatnya masing-masing saya malah terlarut dalam rasa penyesalan luar biasa. Jadi disinilah pangkal dari ketidak jelasan hidup saya saat ini karena saya gagal memanfaatkan moment magang menjadi "sesuatu" untuk kehidupan saya.

Tentu saat itu saya tidak berdiam diri saja dengan rasa frustasi, saya dengar ada teman yang diperbolehkan pindah tempat magang dikarenakan tempatnya tidak cocok dengan bidang yang ia geluti. Maka saya bersama teman seperjuangan saya di sana berinisiatif melobi guru yang menjadi monitoring kami di tempat magang itu, hampir setiap waktu kosong kami gunakan untuk datang ke sekolah melobi sang guru. Dalam masa pelobian itu saya juga tak lupa menggiatkan untuk berdo'a kepada Allah ta'ala agar merubah kondisi ini. Di SMK saya memang sedikit demi sedikit telah dekat dengan mesjid dan mushalla berkat bergabungnya saya di ekskul Rohis.

Masa penantian yang panjang dan tidak jelas membuat kami mulai melakukan hal-hal yang tidak jelas. Mulai dari main PS, menghabiskan banyak waktu di warnet hingga saya "mengotori" fikiran frustasi teman saya dengan "gulungan nikotin penuh racun". ya, meski sudah ikut Rohis sejak kelas 1 tapi saya masih belum bisa menghentikan kebiasaan itu, saya bahkan menjerumuskan orang lain ke lembah yang sama.

Setelah sekian lama menunggu, akhirnya saat itu datang juga. Sang guru memberi keputusan atas nasib kami, hal yang sangat mengejutkan dan menjatuhkan mental karena sang guru menolak memindahkan kami ke tempat magang lain yang lebih sesuai, beliau malah meminta kami bertahan di tempat itu. Saya sedih, frustasi semakin tak terkira, waktu semakin terasa tak bermakna. Tak ada lagi tempat mengadu, kami tak bisa lagi berharap pada sang ibu guru. Akhirnya saya teringat kepada Allah, kemanakah lagi tempat mengadu yang lebih baik selain kepada-Nya?

Tak terasa memang di masa-masa penantian itu saya jadi semakin sering shalat berjama'ah di mesjid, saya ikuti pengajian di sebuah mesjid kampus yang membuat saya sadar akan kebiasaan itu. Niat awalnya hanya ingin bermunanjat, mengadu dan mengisi waktu dengan sesuatu yang lebih bermanfaat. Sebuah nikmat tak terkira saya menjadi lebih dekat kepada-Nya. Tak semua orang dapat merasakan nikmat ini, nikmat manakah yang lebih dahsyat selain mampu berdekatan dengan Allah? Dunia dan seluruh isinya bahkan tidak sebanding dengan ini. Kemudian saya berhasil menjalankan shalat fardhu 5 waktu dengan berjama'ah di mesjid, tidak sulit bagi saya karena sebelumnya sedikit demi sedikit saya sudah mulai mengakrabkan diri dengan mesjid. Selain itu saya juga sudah benar-benar menghentikan kebiasaan merokok seiring keluarnya fatwa haram dari para Ulama, memang prosesnya tidak sebentar, namun dengan kesungguhan dan kemauan untuk meninggalkan lingkungan yang berpengaruh buruk akhirnya saya berhasil lepas.

Allah meninggikan derajat orang-orang yang menolong (agama) Nya (QS Muhammad:7). Saya selalu berjalan kaki untuk menunaikan shalat fardhu di mesjid, Rasulullah Saw. telah mengatakan bahwa setiap langkah kaki kita menuju mesjid setelah berwudhu dihitung sebagai rahmat dan ampunan. Selain itu dengan berjalan kaki saya juga jadi bisa menyempatkan diri menyapa para tetangga yang sebelumnya hampir tidak pernah saya sapa, bahkan ada diatara mereka yang tak mengenali saya. Sesekali jika kondisinya mendukung, saya juga mengajak teman sebaya untuk menuju mesjid. Alhamdulillah kebiasaan ini jadi memperbaiki image saya di mata masyarakat. "Derajat" itu kini sudah menjadi lebih baik. "Derajat" itu juga terbawa hingga ke kampus, meski dengan skill dibidang yang sama masih pas-pasan, namun saya setidaknya masih bisa memelihara asa hingga saat ini, ajaran agama itu menuntun saya bahwa putus asa itu hanyalah milik orang-orang kafir.

Demikian, semoga dapat diambil hikmahnya, Allah memberi yang kita butuhkan bukan yang kita inginkan. Allah lebih tau apa yang terbaik untuk kita :)





Teori "1000" dalam mencari jodoh

Teori "1000" dalam mencari jodoh

Dalam menentukan pilihan kekasih halal yang kita damba, ada baiknya kita memakai TEORI 1000- nya Buya Hamka...

Buya Hamka mengibaratkan kekayaan, keturunan, kecantikan dan ketampanan dengan angka nol, sedangkan kualitas agama dengan angka satu...

Berapapun banyaknya, angka nol tidak akan bernilai tanpa adanya angka satu..

Sebaliknya, sekalipun tidak ada angka nol, angka satu sudah memberikan nilai...

Siapapun diri kita tentu menginginkan pasangan dengan kualitas angka 1000.

Namun... Tatkala segala daya upaya telah kita lalui, sedangkan calon pun tak pasti, angka 10,100 bahkan 1000 tak kunjung kita miliki, maka andai ada yang memiliki kualitas 1 dan siap mengarungi bahtera dengan kita, tak ada salahnya kita memohon petunjuk pada Illahi....

Boleh jadi Allah menghendaki kita berjodoh dengan dirinya, meski nilainya 1 sungguh itu jauh lebih berarti daripada angka 000 yang tak kan kekal abadi...
Semoga bermanfaat :)
Sent from my AXIS Worry Free BlackBerry® smartphone
FAIDAH HADITS (08) DEMONSTRASI & MENYEBARKAN AIB PEMERINTAH ADALAH CARA YANG SALAH DALAM MENASIHATI PENGUASA YANG MUSLIM

FAIDAH HADITS (08) DEMONSTRASI & MENYEBARKAN AIB PEMERINTAH ADALAH CARA YANG SALAH DALAM MENASIHATI PENGUASA YANG MUSLIM

Rasulullah shallallahu'alaihi wa sallam bersabda,
مَنْ أَرَادَ أَنْ يَنْصَحَ لِذِي سُلْطَانٍ فَلا يُبْدِهِ عَلانِيَةً وَلَكِنْ يَأْخُذُ بِيَدِهِ فَيَخْلُوا بِهِ فَإِنْ قَبِلَ مِنْهُ فَذَاكَ وَإِلا كَانَ قَدْ أَدَّى الَّذِي عَلَيْهِ
"Siapa yang ingin menasihati penguasa, janganlah ia tampakkan terang-terangan. Tapi hendaklah ia meraih tangannya, lalu menyepi dengannya. Jika nasihatnya diterima, maka itulah yang diinginkan. Jika tidak, maka ia telah melaksanakan kewajiban." [HR. Ahmad & Ibnu Abi 'Ashim dari 'Iyadh bin Ganm radhiyallahu'anhu, Zhilalul Jannah: 1096]
Praktek sahabat,
قِيلَ لأُسَامَةَ لَوْ أَتَيْتَ فُلاَنًا فَكَلَّمْتَهُ قَالَ إِنَّكُمْ لَتَرَوْنَ أَنِّي لاَ أُكَلِّمُهُ إِلاَّ أُسْمِعُكُمْ إِنِّي أُكُلِّمُهُ فِي السِّرِّ دُونَ أَنْ أَفْتَحَ بَابًا لاَ أَكُونُ أَوَّلَ مَنْ فَتَحَهُ
"Dikatakan kepada Usamah, "Kalau sekiranya engkau datangi fulan (Utsman bin Affan radhiyallahu'anhu) untuk menasihatinya?" Usamah menjawab, "Kalian mengira aku tidak menasihatinya, kecuali harus kalian tahu?! Sungguh aku telah menasihatinya secara diam-diam, tanpa membuka pintu bencana yang semoga bukan aku yang pertama membukanya." [Muttafaqun'alaihi dari Abu Wa'il radhiyallahu'anhu]
Dampak Buruk Demonstrasi:
• Provokasi memberontak & memecah persatuan (Fathul Bari, 13/51-52)
• Ghibah (Umdatul Qaari, 22/33)
• Masyarakat jadi tidak taat kpd penguasa dalam hal yang baik (Haqqur Ro'i: 27)
• Permusuhan antara pemimpin & rakyat (Al-Ajwibah Al-Mufidah: 99)
• Sebab ditolaknya nasihat oleh penguasa (Fathul Bari, 13/52)
• Tumpahnya darah seorang muslim (Syarah Muslim, 18/118)
• Munculnya riya' (Madarikun Nazhor, hal.211)
• Mengganggu ketertiban umum
• Menimbulkan kemacetan
• Mengganggu stabilitas ekonomi
• Ikhtilat
• Menentang pesan Nabi shallallahu'alaihi wa sallam
• Mengikuti Jalan Khawarij
• Tasyabbuh kpd orang kafir.
www.nasihatonline.wordpress.com
Sent from my AXIS Worry Free BlackBerry® smartphone


Haramkah dakwah terjun ke dunia politik dan Nasionalismenya?

Haramkah dakwah terjun ke dunia politik dan Nasionalismenya?

Assalamualaikum..
Sudah lama nih saya tidak nulis artikel bergendre opini. Setelah sebelumnya hanya berupa "how to" dari artikel salinan.
Baiklah kali ini yang akan saya bahas memang agak berat, namun seperti biasa saya tidak akan menggunakan terlalu banyak dalil-dalil karena saya bukan ahlinya. Saya akan lebih menilik dari segi pengalaman saya sebagai aktivis dan sebagai seorang pencinta sejarah.
Politik demokrasi seperti yang sudah kita ketahui bersama telah menghasilkan banyak mudharat. Meskipun mudharat ini berusaha ditutup-tutupi oleh beberapa tokoh dengan berkilah "hanya butuh penyempurnaan" padahal jelas hukum produk manusia tidak akan pernah bisa sempurna. Demokrasi sebenarnya bertujuan mulia, dengan memberi hak yang sama kepada semua orang untuk memberi pengaruh pada negara, yang pada akhirnya berpengaruh pada kehidupan mereka sendiri.
Demokrasi lahir di tengah kekuasaan absolut para penguasa diktator pada abad pertengahan di eropa. Ia lahir dari rasa frustasi, rasa tertindas dan rasa tidak percaya pada sistem yang selama ini berlaku. Lucunya, penindasan juga dilakukan oleh dogma agama yang seharusnya menjadi pelindung dan panutan. Fenomena inilah yang juga berpengaruh pada perkembangan demokrasi pada awalnya seolah alergi dengan agama, sejalan dengan ideologi materialistis sekuler yang mulai berkembang di eropa saat itu.
Pada perkembangan politik di Indonesia, pengaruh agama justru tidak pernah bisa dilepaskan dari politik. Dalam masa pergerakan nasional, kaum terpelajar mulai melirik dunia politik sebagai upaya perlawanan setelah 3,5 abad lamanya perlawanan dengan senjata. Oleh karena itu lahirlah organisasi-organisasi islami seperti Partai syarikat Islam dan organisasi-organisasi berbasis pendidikan dan massa seperti Muhammadiyah, Nahdlatul Ulama, Persatuan Islam (Persis) dan lain sebagainya.
Bersama beberapa organisasi berbasis nasionalisme, organisasi-organisasi islam ini terbukti mampu membangkitkan semangat juang kaum bumiputera dengan meningkatkan kesadaran dan intelektualistas mereka. Organisasi islam berbasis pendidikan yang menjadi pencetak bibit-bibit unggul (seperti Jenderal Soedirman hasil didikan Muhammadiyah) dan organisasi islam yang berbentuk partai menjadi wadah pergerakannya.
Istilah nasionalisme bahkan dimunculkan pertama kali justru oleh organisasi islam. Centraal Sjarikat Islam dalam National Congres Central Sjarikat Islam -1e Natico di Bandung 17-24 Juni 1916 dengan jelas dari namanya saja sudah memasyarakatkan nasionalisme (ini sekaligus meralat klaim yang mengatakan sumber nasionalisme Indonesia adalah dari PNI, padahal PNI lahir pada 4 Juni 1927) paham nasionalisme digunakan Organisasi Islam setelah konferensi untuk mendirikan kembali Khilafah di Hijjaz gagal terwujud.
Paham nasionalis dianggap lebih realistis untuk menyatukan dan membakitkan semangat juang kaum bumiputera. Berdasarkan fakta ini saya juga ingin membantah (dengan tidak mengurangi rasa hormat) pendapat beberapa ulama yang mengkambing hitamkan Jamaluddin Al-Afghani dan Muhammad Abduh sebagai orang yang menanamkan benih perpecahan dalam Khilafah karena mempopulerkan Nasionalisme. karena sebelum nasionalisme dalam dunia islam dipopulerkan, sebenarnya dunia islam telah terpecah-pecah seperti remah roti yang dibagi-bagi oleh para penjajah. Meskipun Khilafah Turki saat itu masih eksis namun bisa dikatakan sudah tidak berpengaruh lagi (terutama setelah perang dunia Pertama). Saat itu hanya nasionalismelah yang lebih realistis untuk membangkitkan semangat juang melawan penjajah. Terbukti dengan semangat nasionalisme satu per satu negeri kaum muslimin dapat melepaskan diri dari kungkungan para penjajah kafir.
Penelusuran perjuangan aktifis islam dalam politik sedikit sulit ditelisik dari segi sejarah terutama setelah dan saat proklamasi kemerdekaan Indonesia, ini karena upaya distorsi sejarah yang luar biasa. Bahkan tidak hanya distorsi sejarah, pendirian negara Indonesia yang diperjuangkan oleh para ulama dengan perlawana intelektual dan fisik bahkan "dicolong" oleh kaum kafir-Munafik. Sila penerapan syariat islam jadi terhapus dan faham Komunis yang anti-tuhan menjadi menyelinap ke dalam pemerintahan.
Kisah terakhir dominasi partai islam yang saya dengar hanyalah dari Partai Masyumi pemenang pemilu perdana di Indonesia, kabarnya karena memperjuangkan syariat Islam dalam dewan konstituante, partai Masyumi jadi dibubarkan pemerintah, dan Dewan konstituantenya juga dibubarkan. tokoh-tokoh Masyumi seperti Muhammad Natsir diburu. Namun kisah ini belum dapat saya pastikan kebenarannya, akibat distorsi sejarah yang sangat membingungkan. Versi yang lebih familiar menyebutkan dewan konstituante dibubarkan akibat berdebat tiada ujung seperti yang kita lihat pada DPR/MPR saat ini dan tidak disebutkan upaya perubahan dasar negara menjadi Syariat Islam oleh Masyumi.
Saya tidak mau terlarut dalam perkara yang ambigu, namun yang dapat saya petik adalah Nasionalisme dan politik tidak setabu yang dibayangkan. Dengan tidak berusaha membenarkan produk taghut ini, namun setidaknya Nasionalisme dan politik adalah cara yang realistis untuk saat ini dalam pergerakan Keislaman, Sambil menyusun kekuatan untuk menyambut janji Allah ta'ala akan kembali berdirinya Khilafah di muka bumi.
Dan reformasi sebenarnya adalah produk pergerakan Islam dalam berpolitik, anda dapat dengan jelas melihat ikhwan-akwat dengan pakaian syar'i terlibat langsung dalam demontrasi. Setelah berhasil menggulingkan diktator, beberapa dari mereka memilih mendirikan Partai, bukan Khilafah atau negara islam. Karena anda sudah tahu kenapa, karena memang belum realistis untuk saat itu.
Kepada harokah/jama'ah yang terus getol mengkafirkan pergerakan Islam dalam politik saya hanya berpesan. Jikalau ajakan kalian untuk golput telah berhasil setidaknya bagi sebagian besar umat sementara kontribusi untuk penegakan Khilafah masih berupa seminar, seminar dan seminar. Kalian tahu apa yang akan terjadi? Kemungkinan terpilihnya pemimpin kafir atau munafik akan semakin besar, pengajian kalian akan dilarang bahkan dianggap makar seperti di zaman orde baru. Dan akan banyak lahir undang-undang yang mendiskreditkan umat islam. Jadi hargailah mereka yang berjuang di politik. Abu Mush'ab Az Zarqawi pernah berkata: "..biarlah kekuatan dan sifat keras saya simpan sebagai persedia'an untuk menghadapi musuh-musuh agama ini. Bukan untuk menghadapi saudaraku sendiri."
Wallahu a'lam bishawab
Fauzil Hasdi
Sent from my AXIS Worry Free BlackBerry® smartphone













HUKUM MENCIUM HAJAR ASWAD UNTUK MENCARI TABARRUK

HUKUM MENCIUM HAJAR ASWAD UNTUK MENCARI TABARRUK

Tanya :
Apakah hikmah mencium hajar aswad itu adalah tabarruk (mencari berkah)?
Jawab :
Hikmah thawaf telah dijelaskan oleh Rasulullah Shalallaahu alaihi wasalam dengan sabdanya,
إِنَّمَا جُعِلَ الطَّوَافُ بِالْبَيْتِ وَبَيْنَ الصَّفَا وَالْمَرْوَةِ وَرَمْيُ الْجِمَارِ لإِقَامَةِ ذِكْرِ اللهِ.
"Sesungguhnya Thawaf di Ka'bah, Sa'i di antara Shafa dan Marwah, dan melontar jumroh itu dijadikan untuk menegakkan dzikrullah."
Pelaku Thawaf yang mengitari Baitullah itu dengan hatinya ia melakukan pengagungan kepada Allah Subhannahu wa Ta'ala yang menjadikannya selalu ingat kepada Allah, semua gerak-geriknya, seperti melangkah, mencium dan beristilam kepada hajar dan sudut (rukun) yamani dan memberi isyarat kepada hajar aswad sebagai dzikir kepada Allah Ta'ala, sebab hal itu bagian dari ibadah kepada-Nya. Dan setiap ibadah adalah dzikir kepada Allah dalam pengertian umumnya. Adapun takbir, dzikir dan do'a yang diucapkan dengan lisan adalah sudah jelas merupakan dzikrullah; sedangkan mencium hajar aswad itu merupakan ibadah di mana seseorang menciumnya tanpa ada hubungan antara dia dengan hajar aswad selain beribadah kepada Allah semata dengan mengagungkan-Nya dan mencontoh Rasulullah Shalallaahu alaihi wasalam dalam hal itu, sebagaimana ditegaskan oleh Amirul Mu'minin, Umar bin Khattab Radhiallaahu anhu ketika beliau mencium hajar aswad mengatakan, "Sesungguhnya aku tahu bahwa engkau (hajar aswad) tidak dapat mendatangkan bahaya, tidak juga manfa'at. Kalau sekiranya aku tidak melihat Rasulullah Shalallaahu alaihi wasalam menciummu, niscaya aku tidak akan menciummu."
Adapun dugaan sebagian orang-orang awam (bodoh) bahwa maksud dari mencium hajar aswad adalah untuk mendapat berkah adalah dugaan yang tidak mempunyai dasar, maka dari itu batil. Sedangkan yang dinyatakan oleh sebagian kaum Zindiq (kelompok sesat) bahwa thawaf di Baitullah itu sama halnya dengan thawaf di kuburan para wali dan ia merupakan penyembahan terhadap berhala, maka hal itu merupakan kezindikan (kekufuran) mereka, sebab kaum Muslimin tidak melakukan thawaf kecuali atas dasar perintah Allah, sedangkan apa saja yang perintahkan oleh Allah, maka melaksanakannya merupakan ibadah kepada-Nya.
Tidakkah anda tahu bahwa melakukan sujud kepada selain Allah itu merupakan syirik akbar, namun ketika Allah Subhannahu wa Ta'ala memerintahkan kepada para malaikat agar sujud kepada Nabi Adam, maka sujud kepada Adam itu merupakan ibadah kepada Allah Subhannahu wa Ta'ala dan tidak melakukannya merupakan kekufuran?!
Maka dari itu, thawaf di Baitullah adalah merupakan salah satu ibadah yang paling agung, ia merupakan salah satu rukun di dalam haji, sedangkan haji merupakan salah satu rukun Islam. Maka dari itu orang yang thawaf di Baitullah pasti akan merasakan ketentraman karena lezat-nya melakukan thawaf dan hatinya merasakan kedekatannya kepada Rabb (Tuhan)nya, yang dengannya (thawaf itu) dapat diketahui keagungan-Nya dan amat besarnya karunia-Nya. Wallahul musta'an.
( Ibnu Utsaimin: fatawal 'aqidah, hal. 28-29. )
SAHABAT bisa lihat referensi atau artikel lainnya Facebook Fiddini Jilbab
Sent from my AXIS Worry Free BlackBerry® smartphone