Kenapa Valentine harus dihindari?

Kenapa Valentine harus dihindari?

Alhamdulillah, setiap tahunnya saya tidak pernah ketinggalan berkonstribusi membuka fikiran umat tentang bahaya Ghozwul fikri seperti Valentine ini. Teringat pada jaman sekolah dulu kami selalu membuat aksi menolak Valentine di jalanan protokol kota Pekanbaru. Ingin sekali mengulang masa-masa indah itu.
Baiklah, saya tidak akan membahas mengenai dalil-dalilnya lagi. Toh sudah saya bahas dulu. Silahkan dilihat di daftar tulisan saya tahun-tahun yang lalu mengenai Valentine ini. Kali ini saya hanya membahas secara lebih ringan dari segi dampaknya.
Ketika membahas soal larangan merayakan Valentine, orang-orang biasanya akan balik berkata. "Ah itu kan cuma sejarahnya saja. Yang penting itu manfaatnya, kita bisa saling mengasihi di hari itu. Apa salahnya merayakan hari yang penuh cinta?" Atau mungkin ada yang berkata "Valentine emang dari barat, tapi kalau positiv, boleh dong kita ambil?"
Hmm.. Sekilas memang indah melihat orang-orang kemudian menunjukkan rasa cintanya. Tapi satu hal yang mesti kita perhatikan. Bahwa cinta yang kita lihat di hari Valentine itu adalah cinta yang semu, cinta yang hanya dijadikan sampul pembungkus maksiat. Faktanya, yang merayakan Valentine itu sebagian besar adalah pasangan-pasangan pra-nikah yang lagi asik-asiknya menggombal. Sementara mereka yang hubungannya sudah hallal biasa-biasa aja tuh menanggapi Valentine, mereka kan sudah berkasih sayang setiap hari :)
Hari Valentine seakan menjadi kesempatan untuk melegalkan secara tidak langsung kegiatan-kegiatan maksiat mereka seperti halnya yang terjadi pada malam minggu yang sudah seperti tradisi sebagai "malam maksiat". Dahulu di kota kami setiap hari minggu (setelah malam maksiat itu) selalu saja ditemukan kondom dan celana dalam di daerah taman kota yang memang menjadi arena maksiat. Dan fakta itu terjadi pula pada hari Valentine, secara mencengangkan angka penjualan kondom menjadi naik drastis, berkali-kali lipat bahkan sampai ludes. Apalagi coba kalau bukan untuk berzina?
Naudzubillahi min dzalik.. Sungguh mengerikan serangan Ghozwul fikri lewat Valentines's day ini. Satu hal yang perlu di catat, nilai-nilai positiv (hikmah) memang boleh kita ambil darimana saja termasuk dari barat, Rasul Saw. Bahkan pernah berujar bahwa "hikmah itu adalah milik kaum muslimin yang tertinggal. Dimanapun engkau menemukannya maka ambillah." Namun kita perlu ekstra hati-hati dalam mengambil sebuah nilai positiv dari barat, perlu filter yang berlapis-lapis untuk menyaringnya, karena begitu banyaknya kebobrokan dalam peradaban barat. Filter yang utama tentunya pengetahuan yang mendalam akan ilmu agama. Jika kita sudah memiliki filter itu, tentu kita akan serentak mengatakan:
"Valentine bukanlah budaya positiv!"
"Jauhi hari Valentine!"

Wallahu 'alam bishawab..
Sent from my AXIS Worry Free BlackBerry® smartphone






Cara Shalat Taubat

Cara Shalat Taubat

Bismillah.
Dalil tentang disyariatkannya shalat taubat

Dari Abu Bakr Ash-Shiddiq radhiallahu 'anhu, bahwa Nabi shallallahu
'alaihi wa sallam bersabda, "Apabila ada orang yang melakukan suatu
perbuatan dosa, kemudian dia berwudhu dengan sempurna, lalu dia
mendirikan shalat dua rakaat, dan selanjutnya dia beristigfar memohon
ampun kepada Allah, maka Allah pasti mengampuninya." (HR. At-Turmudzi;
dinilai hasan oleh Al-Albani)

Tata Cara Shalat Taubat

Berwudhu dengan sempurna (sesuai sunah).
Shalat dua rakaat, sebagaimana shalat yang lainnya, sama persis.
Tidak ada bacaan khusus ketika shalat. Bacaannya sama dengan
shalat yang lain.
Berusaha khusyuk dalam shalatnya, karena teringat dengan dosa yang
baru saja dia lakukan.
Beristigfar dan memohon ampun kepada Allah setelah shalat.
Tidak ada bacaan istigfar khusus untuk shalat taubat. Bacaan
istigfarnya sama dengan bacaan istigfar lainnya.
Inti dari shalat taubat adalah memohon ampun kepada Allah, dengan
menyesali perbuatan dosa yang telah dia lakukan dan bertekad untuk
tidak mengulanginya.

Allahu a'lam.