Dulu sempet deket sama seorang cewek. Sebagai seorang pentolan anak rohis, gue tentu gak gampang untuk deket sama yang bukan muhrim. Tapi cewek ini beda, dia udah hadir di hati gue sebelum gue mengenal rohis. Dia muncul kembali beberapa tahun setelah gue ikut rohis. Dan luar biasanya dia juga muncul sebagai anak rohis, meskipun belum sampai kadar yang diinginkan.
Teknologi telah mempertemukan kami kembali dengan cara yang tidak terduga-duga. Kami pun menjadi semakin dekat melalui chat di suatu gadget, perlahan gue mulai mempercayakan hati gue kepadanya. Tak ingin terjerumus jauh ke jalan yang dimurkai-Nya, gue pun mulai mempersiapkan agar bisa menghallalkan dia buat gue. Gue bahkan udah nyiapin puisi di saat yang tepat nanti buat dia. Tapi sayang perkembangannya gak begitu menggembirakan. Daripada puisi itu mubazir, mending gue jadiin posting blog. Semoga mengandung hikmah :) :
Panah syaitan telah menghujam hatiku
Tatkala kutatap wajahmu yang belum hallal bagiku,
Tatkala hatiku berbunga saat membayangkan dirimu.
Sabda Rasul menyuruh berpuasa dan menyibukkan diri
Namun apa daya jika panah beracun ini telah menyebarkan racunnya,
Racun yang dapat merubah indah parasmu dan sholeha akhlakmu menjadi penyeretku ke neraka.
Sungguh sayang,
Indah dirimu menjadi pelita di sekelilingmu namun menjadi fatamorgana bagiku.
Maka izinkan aku menawar racun ini dengan kalimat ijab kabul.
Aku tak dapat menawar racun itu saat ini,
Maka bantulah aku menghadirkan penawar itu dengan do'amu, agar aku tidak terlambat dan terseret ke neraka.
Agar neraka itu berubah menjadi syurga,
Agar cinta itu dapat bersemi dalam ridho-Nya.
By F for J
Sent from my AXIS Worry Free BlackBerry® smartphone
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
Assalamualaikum...
EmoticonEmoticon