6 budaya "kebanggaan" Indonesia

bismillahirahmanirahim

     Indonesia terkenal sebagai bangsa yang sangat membanggakan keberagaman budayanya. Mati-matian akan mereka pertahankan budaya tersebut, walau nyawa taruhannya. Namun apakanh SEMUA budaya kita sekarang patut dipertahankan?   I don’t think so.

    Budaya berarti kebiasaan yang telah dilakukan oleh masyarakat ramai untuk waktu yang lama. Budaya dapat dikatakan sebagai tolak ukur peradaban suatu kaum. Suatu kaum/bangsa akan maju bila mau membudayakan hal-hal positive dan membuang jauh-jauh budaya-budaya negative. Lalu bagaimana dengan kita? Masih saja kita membanggakan hal2 negativ, gimana mau maju? Berikut ini hal 6 budaya “kebanggan” Indonesia menurut saya:



1.    Peraturan dibuat untuk dilanggar
Contoh paling simplenya yah waktu di persimpangan lampu lalu lintas atau yang akrab kita panggil simpang lampu merah (walau yang idup gak selalu merah). Di tempat ini kalau udah gak ada polisi, orang-orang gak akan peduli mau warna apa lampu yang hidup, pokoknya jalan terusss. Dalam hati naluri jahatku berkata “semoga orang ini KETABRAK DAN MATI, biar populasi orang bego’ dan gak tau aturan di negri ini dapat berkurang. kan yang nabrak gak salah, Soalnya dia yang nerobos lampu merah.” Astagfirullah percayalah setelah mengucap hal itu ane langsung istigfar karna biar bagaimanapun mengharapkan sesuatu yang buruk pada orang lain adalah SALAH!
    Ironisnya di di tempat ane yang melakukan hal ini justru para orang tua yang lagi bawa anaknya juga para ibu-ibu yang mau bepergian “gile, orang tua gaul coy” . di saat anak-anak Bengal membutuhkan nasihat dan teguran jika berbuat salah, justru para orang tua ini memberikan contoh yang BURUK pada anak-anaknya..

2.    Menyontek dan kopekan saat ujian
Camkan baik-baik dalam hatimu wahai saudaraku kaum pelajar dan terutama rekan-rekan seperjuangan yang ada di bangku kuliah. BERHENTILAH MENIPU DIRI SENDIRI!! Kegembiraan anda saat meraih nilai tinggi hasil menyontek dan kopekan hanya bersifat SEMENTARA. Anda akan menyesali perbuatan menyontek itu kelak di tingkat yang lebih tinggi nanti, terlebih lagi buat yang ada di bangku kuliah bakalan terjun langsung ke dunia kerja yang sangat “KEJAM”. Mau dibawa kemana gelar anda jika tanpa ilmu? Sementara persaingan antar sesame sarjana saja sudah sangat ketat. Tidak sedikit tukang ojek yang saya temui adalah SARJANA

    Bersungguh-sunguhlah dalam belajar, selemah apapun intelejesi kita. Percaya lah bahwa kesungguhan akan selalu membuahkan hasil yang baik. Batu karang yang sangat kokoh saja dapat hancur juga jika diterpa air terus menerus.

3.    Kongkalikong Ujian Nasional
Saya tidak habis fikir mengapa yang namanya UN masih saja terus dipertahankan pemerintah, padahal sudah menjadi rahasia umum (umum aja udah tau, masih aja dirahasiain) bahwa HAMPIR tidak ada hasil UN yang mencerminkan kemampuan siswa, banyak jawaban yang berdasarkan kunci jawana soal. Hal inidapat merusak masa depan bangsa, para generasi penerus kita sudah diajarkan sejak dini untuk mengahalalkan segala cara untuk mencapai keinginannya. UN telah gagalmenjadi tolak ukur pemerataan pendidikan di Indonesia! Saya yakin masih banyak cara lain untuk meratakan pendidikan di Indonesia selain UN ynag penuh intrik dan konspirasi itu.

4.    Pengen kerja? Harus ada “perda”
Banyaknya pekerja yang tidak professional di Negara kita ini disebabkan oleh metode perekrutan pekerja bukan karena keahlian, namun lebih karena factor “perda” alias PERTALIAN DARAH. Di Indonesia jika anda ingin mencari kerja harus ada “orang dalam” yang memuluskan langkah anda. Entah dari sanak saudara maupun kenalan lainnya.

5.    Suap sini, suap sana
Di setiap elemen di Negara ini telah mengadopsi system suap. Mulai dari oknum polisi yang nilang di jalan terus minta “damai” di tempat, ada oknum guru yang dapat mengkatrol nilai siswa dengan “Mr. D” alias duit, sampai dengan posisi yang paling banyak di soroti, yaitu anggota DPR. Biar agak lengkap ane tambahin contoh budaya ini : buat SIM bisa tanpa ujian dengan “Mr. D” (wajar aja jumlah kecelakaan lalu lintas gak turun-turun) bahkan anda bisa juara turnamen olahraga dengan “Mr.D” pantesan aja teroris denganmudah berkeliaran dan membuat identitas palsu, lha wong pejabatnya dikasih “Mr.D”.

    Sebagai Negara yang mayoritas Muslim kita harus menghindari perbuata ini, karene pelaku suap maupun yang di suap bakal di laknat oleh Allah swt. (ibu-ibu yang SUAPin anak nya yang masih kecil gak masuk kategori yah)

6.    Bangga kalo dirinya PRIMITIV
Ini yang agak aneh, masyarakat yang primitive dibiarkan saja dengan alasan mempertahankan budaya asli untuk meningkatkan potensi wisata (wisata apa’an? Mau bikin “kebun manusia” buat nyaingin kebun binatang? Para bule mengatakan ini hal yang unik tidak lain dalam benaknya mereka seperti melihat species hewan langka.

    Keprimitivan dan kesyirikan dalam berbudaya apapun alasannya harus segera di akhiri demi kemajuan bangsa dan menghindari lebih banyak lagi murka tuhan. Jangan biarkan mereka yang di Papua dan daerah pedalaman lainnya terus-terusan telanjang dan bodoh. Jangan biarkan orang-orang yang ngaku islam tapi masih aja ngelakuin upcara-upacara adat yang berbau syirik.

    Well, beginilah budaya kita. Kalau anda masih ingin mempertahankannya, marahalah saat ada kecurangan ujian di Negara lain. Karena itu mengklaim budaya kita, marahlah saat ada suap dan korupsi di Negara lain karena itu budaya kita. Atau mungkin budaya ini perlu dipatenkan juga ke UNESCO?

    Seperti saya katakana di awal,budaya adalah tolak ukur kemajuan suatu kaum (bangsa). Maka sudah saatnyalah kita buang jauh-jauh budaya-budaya negative kita. Mulailah dari diri anda sendiri untuk sejujur mungkin dalam segala hal, niscaya anda tidak hanya bahagia di dunia tapi juga di akhirat..

    Wallahu a’lam..


Assalamualaikum...
EmoticonEmoticon